Human trafficking atau perdagangan manusia diindikasikan terus meningkat keberadaanya di Indonesia. Praktik perbudakan, termasuk di dalamnya kegiatan prostitusi, menjadi momok secara sosial yang harus dihapuskan. Penyanyi Agnes Monica yang kini didaulat sebagai duta MTV EXIT (End Exploitation and Trafficking), mengaku belum memiliki pengalaman secara langsung soal perdagangan manusia. Namun menurutnya, apapun bentuknya tindakan itu tergolong kriminalitas yang perlu 'dibongkar' sindikatnya. Agnes juga menilai banyak aspek yang membuat orang bisa terjerumus menjadi korban perdagangan manusia, salah satunya aspek ekonomi. Truthfully, the only difference between you and indonesian celebrity experts is time. If you'll invest a little more time in reading, you'll be that much nearer to expert status when it comes to indonesian celebrity.
"Seperti yang aku bilang saat aku bilang di depan tadi, kadang orang-orang memaksa mereka untuk melakukan prostitusi, sudah gitu dengan gaji yang rendah. Makanya aku bilang masalahnya bukan hanya itu, bukan hanya orang maksa orang, tapi kadang kondisi juga memaksa orang," ungkapnya di Hard Rock Cafe, Jakarta, Senin (26/4) lalu. "Misalnya ekonomi, karena ekonomi tidak bagus, kurang dapat informasi yang tidak cukup, jadi mereka berpikir seperti tidak ada pilihan lain. Mereka masih punya pilihan selain human trafficking. Kadang-kadang di human trafficking yang nyuruh orang tuanya. Dan itu sudah seperti budaya," sambungnya menegaskan. Namun menurut Agnes, tidak sepenuhnya budaya bisa dipersalahkan dalam praktik ini, meski diakui ada sisi kelemahannya, yang ada justru praktik terorganisir yang mengatasnamakan budaya. "Nggak ada yang salah sama budaya di Indonesia, tapi ada kelemahan. Seperti budaya barat, ada kelebihan ada kekurangan," tegasnya. Agnes Monica didaulat sebagai duta MTV EXIT, yaitu sebuah konser musik dalam misi memerangi perdagangan manusia, yang sebelumnya telah berlangsung di negara-negara Asia. Sekarang ini Indonesia mendapat giliran, mengingat Indonesia memiliki angka tinggi dalam kasus human trafficking. (kpl/hen/dar)
"Seperti yang aku bilang saat aku bilang di depan tadi, kadang orang-orang memaksa mereka untuk melakukan prostitusi, sudah gitu dengan gaji yang rendah. Makanya aku bilang masalahnya bukan hanya itu, bukan hanya orang maksa orang, tapi kadang kondisi juga memaksa orang," ungkapnya di Hard Rock Cafe, Jakarta, Senin (26/4) lalu. "Misalnya ekonomi, karena ekonomi tidak bagus, kurang dapat informasi yang tidak cukup, jadi mereka berpikir seperti tidak ada pilihan lain. Mereka masih punya pilihan selain human trafficking. Kadang-kadang di human trafficking yang nyuruh orang tuanya. Dan itu sudah seperti budaya," sambungnya menegaskan. Namun menurut Agnes, tidak sepenuhnya budaya bisa dipersalahkan dalam praktik ini, meski diakui ada sisi kelemahannya, yang ada justru praktik terorganisir yang mengatasnamakan budaya. "Nggak ada yang salah sama budaya di Indonesia, tapi ada kelemahan. Seperti budaya barat, ada kelebihan ada kekurangan," tegasnya. Agnes Monica didaulat sebagai duta MTV EXIT, yaitu sebuah konser musik dalam misi memerangi perdagangan manusia, yang sebelumnya telah berlangsung di negara-negara Asia. Sekarang ini Indonesia mendapat giliran, mengingat Indonesia memiliki angka tinggi dalam kasus human trafficking. (kpl/hen/dar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar